Thursday, April 12, 2012

Soal Utang, Madrid & Barca pun 'Bersaing'


Madrid - Klub-klub Spanyol saat ini tengah mendominasi kompetisi antarklub di Eropa. Tetapi di balik sukses itu terselip bab gelap berupa utang luar biasa.

Liga Champions musim ini berpeluang mempertemukan dua klub Spanyol di partai puncak, seiring dengan kehadiran Barcelona dan Real Madrid--di semifinal Barca bertemu Chelsea dan Madrid berhadapan dengan Bayern Munich.

Peluang serupa hadir di Liga Europa, yang bahkan diisi oleh tiga klub Spanyol di babak semifinal saat ini; Atletico Madrid, Valencia, dan Athletic Bilbao.

Hal itu tak ayal memperlihatkan betapa sepakbola Spanyol saat ini sudah menancapkan tajinya di Eropa. Namun, kilau tersebut diburamkan dengan sebuah studi yang memperlihatkan kalau klub-klub di Spanyol juga dibelit dengan utang dan tunggakan besar.

El Real dan El Barca--pertemuan kedua tim dilabeli sebagai duel El Clasico saking bergengsinya--yang saat ini tengah bersaing ketat di pucuk klasemen La Liga Primera dengan selisih empat poin, ternyata juga punya jumlah utang yang "bersaing". Madrid disebut memiliki total utang 589 juta euro (Rp 7,095 triliun), sedangkan Barca punya utang 578 juta euro (Rp 6,963 triliun), seperti dilansir AFP.

Jumlah utang tersebut bahkan melebihi pendapatan kedua klub raksasa Spanyol itu, di mana pada 2010-2011 tercatat 479 juta euro (Rp 5,771 triliun) untuk Madrid dan 450 juta euro (Rp 5,421 triliun) buat Barca.

Keuangan Valencia dan Atletico Madrid juga digambarkan dalam kondisi "merah", masing-masing dengan 382 juta euro (Rp 4,602 triliun) dan 514 juta euro (Rp 6,191 triliun), secara berurutan.

Enam dari 20 klub La Liga Primera--Rayo Vallecano, Racing Santander, Real Betis, Zaragoza, Granada, dan Mallorca--juga dikategorikan terancam pailit, sebagaimana halnya enam tim dari divisi dua.

Dari hitung-hitungan teranyar yang juga jadi buah bibir di Spanyol, klub-klub elit Spanyol disebutkan berutang 752 juta euro kepada dinas pajak, padahal di saat yang sama lebih dari lima juta orang di negara itu menganggur dengan pemerintah pun meminta masyarakat untuk lebih "mengetatkan ikat pinggang".

"Angka-angka itu memperlihatkan betapa sepakbola Spanyol tidak ditangani dengan baik secara finansial," ulas Jose Maria Gay de Liebana, Profesor Ekonomi dari Universitas Barcelona yang menspesialisasikan studinya di dalam sepakbola.

"Sepakbola adalah cerminan dari ekonomi secara umum di Spanyol. Selama bertahun-tahun kami melakukan pengeluaran besar-besaran, semakin masuk ke dalam jeratan utang. Untuk sepakbola pun begitu: selama bertahun-tahun klub sudah melakukan investasi amat besar dan tak efisien. Dan karena mereka tidak memiliki dana sendiri untuk mendanai pengeluaran tersebut, mereka pun terbenam dalam utang," paparnya.


Artikel Terkait :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 comments:

 

Blog IrArsal Copyright © 2012 Bitiq is Designed by Arsal, The Blog Full of Sharing